Pesantren Tarbiyatul Ula Punie merupakan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang berkomitmen menjaga tradisi keilmuan pesantren di Aceh. Terletak di Desa Punie, Aceh Besar, pesantren ini menawarkan suasana belajar yang tenang dan nyaman, jauh dari kebisingan kota. Dengan sistem pendidikan tradisional murni, pesantren ini berupaya mencetak ulama yang menguasai kitab-kitab muktabar secara mendalam.
Sejarah
Pesantren ini bermula dari sebuah pengajian kecil bagi kalangan dewasa yang berlangsung setiap malam Sabtu sejak tahun 1984. Seiring dengan meningkatnya antusiasme masyarakat, pengajian ini berkembang menjadi pesantren yang pada tahun 1988 mulai menerima santri dari berbagai daerah di Pulau Sumatera dan Jawa.
Pesantren ini didirikan oleh Tgk. H. Sofyan Ahmad berdasarkan petunjuk dari gurunya, Tgk. H. Syekh Abdul Wahab Seulimun. Dayah Tarbiyatul Ula Punie kemudian menjadi salah satu cabang Dayah Ruhul Fata yang dipimpin oleh Syekh Abdul Wahab, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan yang menganut tharekat Syatariyah dan Kulutiah.
Sekarang Dayah Tarbiyatul Ula Punie dipimpinan oleh Abiya Tgk. H. Ibnu Hajar ST.
Lambang Identitas
Program Pendidikan
Pesantren Tarbiyatul Ula Punie menerapkan sistem pendidikan tradisional murni tanpa intervensi sistem sekolah terpadu. Dengan metode ini, proses pewarisan keilmuan dari kitab-kitab klasik dapat berlangsung dengan baik dan berkesinambungan. Kurikulum pesantren disesuaikan dengan pondok-pondok lain di Aceh dan mencakup berbagai disiplin ilmu Islam, seperti:
- Fiqih
- Usul Fiqih
- Hadits
- Tafsir
- Tauhid
- Tasawuf
- Akhlak
- Nahwu
- Shorof
- Mantiq
- Balaghoh
- Sejarah Islam
- Adab dan Sastra
Jenjang Pendidikan
Pesantren ini memiliki jenjang pendidikan bertingkat yang ditentukan oleh guru masing-masing kelas, dengan materi pelajaran sebagai berikut:
Kelas Satu (Tajhizi):
- Matan Taqrib
- Matan Bina
- Matan Jurumiyah
- Dhammun
- Awamil
- Kitab-kitab Jawi
Kelas Dua:
- Bajuri
- Mutammimah (Kawakib)
- Kailani
- Tijan Darari
- Ta’lim Muta’alim
Kelas Tiga:
- I’anatul Thalibin
- Alfiah
- Ibnu Aqil
- Hud Hudi
- Waraqat
- Samsul Madkhal
Kelas Empat:
- Al Mahalli
- Al Khudari
- Idhahul Mubhan
- Kifayatul Awan
- Lathaiful Isyarah
- Tafsir Al Jalalain
- Tafsir Ash Shawi
- Hadits Bulughul Maram
- Irsyadul Ibad
Kelas Lima:
- At Tahrir
- Ihya Ulumuddin
- βAyah Usul
- Baikuni
- Al Hikam
- Jauharul Maknun
- Jamβul Jawamik
- Bujairimi (Fathul Wahab)
Hubungan Sosial dan Keterlibatan Masyarakat
Pesantren Tarbiyatul Ula memiliki hubungan erat dengan masyarakat sekitar. Masyarakat turut berperan dalam mendukung perkembangan pesantren sejak awal berdirinya. Hubungan ini terjalin dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah penyelenggaraan program manasik haji bekerja sama dengan Kandepag, perbankan, dan pesantren. Sejak tahun 1992, calon jamaah haji dari Aceh Besar, Banda Aceh, dan daerah lainnya mengikuti pelatihan manasik di pesantren ini.
Sistem Pembiayaan
Salah satu keunikan pesantren ini adalah tidak adanya biaya pendidikan bagi para santri. Santri hanya perlu menanggung biaya makan dengan memasak sendiri sesuai kemampuan masing-masing. Biaya operasional pesantren, termasuk gaji guru, diperoleh dari bantuan maktab Asia Tenggara di Saudi Arabia. Hal ini menjadikan Pesantren Tarbiyatul Ula sebagai lembaga pendidikan yang berfokus penuh pada pengajaran ilmu agama tanpa membebani santri dengan biaya pendidikan.
Pesantren Tarbiyatul Ula Punie terus berkomitmen mencetak generasi ulama yang berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dan tradisi keilmuan pesantren, sekaligus memperkuat peran sosial dalam kehidupan masyarakat.