Dayah Darussalam Al-Waliyyah merupakan salah satu pesantren tertua di Aceh yang masih aktif hingga saat ini. Didirikan oleh ulama kharismatik Syekh H. Abuya Muhammad Waly Al-Khalidi sekitar tahun 1940, lembaga ini telah menjadi pusat pendidikan Islam yang signifikan di Aceh.
Pada awal berdirinya, dayah ini hanya memiliki lahan seluas 400×250 meter persegi. Seiring waktu, dengan dukungan dan partisipasi masyarakat melalui sumbangan dan wakaf, area dayah berkembang hingga mencapai 5,5 hektare pada tahun 2014.
Sejak awal berdirinya, Dayah Darussalam Al-Waliyah telah mencetak banyak ulama terkemuka di Aceh, Sumatera, dan Asia Tenggara. Para alumninya tersebar luas dan banyak yang kemudian mendirikan atau memimpin dayah-dayah lain di berbagai wilayah Aceh.
Sistem Pendidikan
Dayah Darussalam Al-Waliyah menyelenggarakan pendidikan Islam formal berjenjang, meliputi:
- Madrasah Ibtidaiyah (MI)
- Madrasah Tsanawiyah (MTs)
- Madrasah Aliyah (MA)
- Ma’had Aly (S1)
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Ma’had Aly Syekh Muda Waly Al-Khalidy di Aceh Selatan merupakan ma’had aly dengan jumlah mahasantri terbanyak di Aceh dan menduduki peringkat kedelapan terbanyak di Indonesia.
Kurikulum
Kurikulum di Dayah Darussalam Al-Waliyah menekankan pada pengajaran kitab kuning, yang dianggap penting untuk:
- Mendalami studi keagamaan secara komprehensif
- Menjaga kesinambungan ilmu keislaman dengan generasi ulama salafiah
- Mempertahankan tradisi keilmuan Islam klasik
Para santri diwajibkan untuk menguasai berbagai disiplin ilmu keislaman seperti fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, hadits, dan bahasa Arab.
Santri dan Sistem Penerimaan
Saat ini, jumlah santri yang belajar di dayah ini mencapai 2.250 orang. Karena keterbatasan fasilitas, penerimaan santri setiap tahunnya dibatasi agar proses belajar mengajar tetap kondusif.
Dayah Darussalam Al-Waliyyah menerapkan sistem penerimaan yang unik, di mana setiap santri yang diterima wajib memulai dari kelas I Madrasah Ibtidaiyah, meskipun telah menamatkan SMA sederajat di luar dayah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua santri memiliki dasar keilmuan yang sama dan kokoh.
Kegiatan Khusus
Setiap bulan Ramadhan, dayah ini dipadati oleh ribuan jemaah yang datang untuk melaksanakan ibadah suluk dan mengikuti pengajian khusus. Kegiatan ini telah menjadi tradisi tahunan yang menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Aceh, Dayah Darussalam Al-Waliyyah telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan Islam, pelestarian tradisi keilmuan Islam tradisional, dan pembentukan karakter generasi muslim yang berilmu dan berakhlak mulia.
Alumni Dayah Darussalam Al-Waliyyah
Syekh H Abuya Muhammad Waly Al Khalidi (Syekh H Abuya Muda Waly) adalah ulama besar Aceh yang memiliki banyak murid. Beberapa muridnya yang berhasil mendirikan pesantren antara lain:
- Abu H. Muhammad Amin (Abu Tumin):
Beliau memimpin Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam, Blang-Bladeh, Bireuen. - Tgk. H. Abdul Wahab (Abu Matang Peurlak):
Beliau memimpin Dayah Dar El Sa’adah di Matang Perlak, Lhok Nibong. - Abu Hanafiah Matangkuli (Abu Matang Keh):
Beliau adalah pendiri Dayah Babussalam, Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. - Abu Daud Zamzami:
Beliau adalah pimpinan Dayah Riyadhusshalihin. - Tgk. Syekh Syihabuddin Syah Abu Keumala:
Beliau memimpin pesantren Safinatussalamah, Medan. - Tgk. Abdul Aziz bin Shaleh:
Beliau pimpinan pesantren MUDI MESRA (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah) Samalanga, Bireuen. - Tgk. Muhammad Amin Arbiy:
Beliau mendirikan pesantren di Tanjongan, Samalanga, Bireuen. - Tgk H. Abdullah Hanafiah Tanoh Mirah:
Beliau pimpinan Dayah darul Ulum, Tanoh Mirah,Bireun. - Tgk Adnan Mahmud:
Beliau pendiri pesantren Ashabul Yamin Bakongan Aceh Selatan.
Selain itu, putra-putra Syekh H Abuya Muhammad Waly Al Khalidi juga banyak yang menjadi ulama dan memimpin Dayah Darussalam Labuhan Haji, antara lain:
- Syaikh Muhibbuddin Waly
- Syaikh Jamaluddin Waly
- Syaikh Mawardi Waly
- Syaikh Nasir Waly
- Syaikh Ruslan Waly
Murid-murid Syekh H Abuya Muda Waly tersebar di berbagai daerah, tidak hanya di Aceh tetapi juga di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan daerah lainnya.